Archive for November 2017
Pengertian Footnote Ibid, Op.
Cit., dan Loc. Cit.memang sedikit membingungkan, mungkin karena Footnote
Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit. ini berasal dari bahasa latin. Tidak jarang hal
ini cukup jadi hal yang menyebalkan terutama bagi mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi, tesis, ataupun disertasi. Berikut adalah penjelasan Trigonal Media yang
mengutip pendapat para ahli.
Aturan Penulisan Ibid
Ibid berasal dari kata
ibidem (bahasa Latin) yang artinya "di tempat yang sama dengan di
atasnya". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk
menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber
yang sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya atau di atasnya, tanpa
diselingi oleh sumber kutipan lainnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
Digunakan jika pengutip mengambil
kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di bagian sebelumnya tanpa
diselingi catatan kaki dari sumber lain. Dengan kata lain, kutipan tersebut
berada tetap di atasnya dan tidak diselingi kutipan lain.
Ibid tidak dipakai jika ada
catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya.
Jika catatan yang dikutip halaman
bukunya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup gunakan kata Ibid diikuti
tanda titik. Dengan kata lain, jika terdapat dua kutipan dari halaman buku yang
sama, maka catatan kaki untuk kutipan kedua hanya menggunakan kata Ibid.
Jika yang dikutip sudah berbeda
halaman, maka aturan penulisannya: Ibid., halaman.
Ibid ditulis dengan huruf kapital
pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang
Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Ibid.
3Ibid., 56.
Dari contoh di atas dapat kita
simpulkan:
Menggunakan Ibid karena merujuk
kepada catatan kaki di atasnya tanpa diselingi catatan kaki lainnya.
2Ibid. berarti nama pengarang,
judul buku, dan halaman sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya.
3Ibid., 56. berarti nama
pengarang dan judul buku sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya, hanya
berbeda halamannya saja. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir
halaman 56.
Aturan Penulisan Op. Cit.
Op. Cit. berasal dari kata
Opere Citato (bahasa Latin) yang artinya "pada karya yang telah
dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk
menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber
yang sama yang telah disebut sebelumnya, namun tidak sama halamannya serta
sempat diselingi oleh sumber lain. Istilah Op. Cit. ditulis sesudah menyebutkan
nama penulis buku sumber yang dirujuk.
Aturannya adalah sebagai berikut:
Digunakan jika menunjuk sumber
yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
Halaman buku yang dikutip
berbeda.
Penulisannya: nama pengarang, Op.
Cit., nomor halaman
Jika satu pengarang ada beberapa
buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
Ditulis dengan huruf kapital pada
awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang
Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis
Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3Batubara, Op. Cit., 57.
Dari contoh di atas dapat kita
simpulkan:
Menggunakan Op. Cit. karena
sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution,
Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
Penggunaan 3Batubara, Op.
Cit., 57. berarti pengarang (Raihan Batubara) dan bukunya (Pemimpin yang
Demokratis) sama, hanya saja halamannya berbeda dengan catatan kaki yang
pertama. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 57.
Aturan Penulisan Loc. Cit.
Loc. Cit. berasal dari kata
Loco Citato (bahasa Latin) yang artinya "pada tempat yang telah
dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Digunakan dengan teknis yang sama
dengan Op. Cit. namun dengan ketentuan bahwa halaman yang dikutip tersebut sama
dengan kutipan sebelumnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
Digunakan jika menunjuk sumber
yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
Halaman buku yang dikutip sama.
Loc. Cit. tidak perlu memakai
nomor halaman karena nomor halamannya sama dengan kutipan sebelumnya.
Penulisannya: nama pengarang,
Loc. Cit.
Jika satu pengarang ada beberapa
buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
Ditulis dengan huruf kapital pada
awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang
Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis
Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3Batubara, Loc. Cit.
Dari contoh di atas dapat kita
simpulkan:
Menggunakan Loc. Cit. karena
sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa
Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
Penggunaan 3Batubara, Loc. Cit.
berarti pengarang (Raihan Batubara), buku (Pemimpin yang Demokratis), dan
halamannya (halaman 55) sama.
Perlu diingat, bahwa ternyata
terdapat perbedaan pendapat mengenai aturan catatan kaki ini. Jadi, akan lebih
baik jika sebelumnya Anda mencari informasi terlebih dahulu, mengenai aturan
baku penulisan footnote di institusi tempat Anda bernaung.