Minggu, 04 Februari 2018

Pendekatan rasional adalah suatu cara untuk mencari tahu pengetahuan yang baru dengan anggapan bawa segala sesuatu yang ingin di ketahui itu ada di dalam pikiran manusia ( internal wisdom) . Manusia memiliki kemampuan berfikir, menggunakan akal atau rasio untuk menemikan pengetahuan tersebut dari pikiranyan. Dengan kata lain, pendekatan rasional di mulai dengan anggapan bahwa pengetahuan di mulai dari suatu gagasan atau pikiran yang di dasarkan atas kebijaksanna yang dimiliki seseorang. Pendekatan rasional, segala sesuatu yang ingin di ketahui itu ada di dalam pikiran manusia atau idea (Internal wisdom). Salah satu pemikir yang menggunkan pendekatan rasional adalah Aristotle. Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan ini di anggap tidak layak dan di sanggah oleh beberapa ahli pada masa itu. Di antara para ahli yang mengkritik pendekatan rasional adalah Francis bacon.
         Salah satu tugas pokok guru adalah mengajar. Mengajar merupakan pekerjaan professional yang memerlukan keahlian khusus yang di tempuh melalui pendidikn dengan pengalaman. Karena itu, tidak semua orang “dapat menjadi guru” yang baik. Untuk dapat melakukan tugas dan tanggung jaawab secara professional, guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengajjar secara teori maupun praktik. Kemampuan mengajar merupakan perpaduan antara kemampuan intelektual,keterampilan mengajar,bakat,dan seni. Keterampilan mengajar dapat dilatih secara terus menerus melalui pelatihan mengajar. Kemampuan intelektual dapat dipelajari dari teori pendidikan dan teori belajar mengajar. Sedangkan bakat dan seni mengajar dapaat dikembangkan melalui berbagai pengalaman mengajar.
         Penggunaan pengajaran mikro (microteaching) sebagai teknik dan proseedur pelatihan pengajar didasari oleh banyak hal. Uraian berikut akan memberikan beberapa metode-metode pemikiran penting penggunaan pengajaran bagi calon guru.
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
         Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan dan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah.
         Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dapat pula dibentuk kelompok kelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah hendaknya para siswwa dapat berpartipasi secara aktif di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya,semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari.
         Diskusi dapat di lakukan dalam bermacam-macam bentuk ( tipe ) dan dengan bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai berikut:
a.       The social problema meeting
Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah shosial di kelasnya atau di sekolahannya dengan harapan setiap siswa akan merasa ‘’ terpanggil’’ untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku,, seperti dengan guru atau personel sekolah lainnya, peraturan-peraturan di kelas / sekolah, hak-hak dan kewajiban siswa dan sebagainya.
b.      The open-ended meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan  kehidupan merek sehari-hari dengan kehidupan mereka di sekolah, dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan mereka, dan sebagainya.
c.       The educational-diagnosis meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mareka atas pelajaran yang telah di terimanya agar masing-masing anggotab memperoleh pemahaman yang lebih baik atau besar.
A.    Relevansi metode Diskusi
Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan di perlukan apabila kita (guru) hendak:

1.      Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para siswa.
2.      Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masinng.
3.      Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah di capai.
4.      Membantu para siswa belajar berfikir teoretis dan peraktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5.      Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman nya (orang lain).
6.      Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang di ‘’lihat’’ baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
7.      Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
B.     Langkah-langkah penggunaan Metode Diskusi
1.      Guru mengemukakan masalah yang akan dididskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahanya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu di tentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting judul atau masalah yang akan didiskusikan itu harus di rumuskan sejelas-jelasnya agar dapat di pahami baik-baik oleh setiap siswa.
2.      Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris (pencatat), pelapor (kalau perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, saranan, dan sebagainya). Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang:
a.       Lebih memahami atau menguasai masalah yang akan didiskusikan.
b.      ‘’berwibawa’’ dan di senangi oleh teman-temannya.
c.       Berbahasa baik dan lancar bicaranya.
d.      Dapat bertindak tegas,  adil, dan demokratis.
Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a.       Pengatur dan pengarah acara diskusi.
b.      Pengatur lalulintas percakapan.
c.       Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.
3.      Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing, sedang guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain (kalo ada lebih dari satu kelompok) menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktiv dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap angggota kelompok harus tahu persis apa yang akan di diskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak bicaranya sama.

4.      Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang di laporkan itu di tanggapi oleh semua siswa (terutama dari kelompok lain). Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut.

5.      Akhirnya para siswa mencatat hasil (hasil-hasil) diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa mencatatnya untuk file kelas.
1.      Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam
2.      Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
3.      Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiyah.
4.      Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi di harapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.
5.      Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
1.      Sesuatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.
2.      Suatu diskusi memerlukan ketrampilan-ketrampilan tertentu ynag belum pernah di pelajari sebelumnya.
3.      Jalannnya diskusi dapat di kuasai oleh beberapa siswa yang menonjol.
4.      Tidak semua toppik dapat di jadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
5.      Diskusi yang mendalam memerlukan waktu ynag banyak siswa tidak boleh merasa di kejar-kejar waktu. Persaan di batasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
6.      Apabila suasan diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buuah pikiran mereka, maka bias any asulit untuk membatasi pokok masalahnya.
7.      Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya.
8.      Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut Drs. Yusuf djajadisastra ( 1982 ) mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat di lakukan antara lain adalah:
1.      Murid-murid di kelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang keecil, misalnya lima orang murid setiap kelompok. Kelompok kecil ini harus terdiri dari murid-murid yang pandai dan kurang pandai, yang pandai bicara dan kurang pandai berbicara, murid laki-laki dan murid perempuan. Hal ini harus di atur benar-benar oleh guru. Di sanping itu, harus pula di perhatikan agar muruid-murid yang sekelompok itu benar-benar dapat bekerja sama. Dalam setiap kelompok di tetapkan ketuanya.
2.      Agar tidak menimbulkan rasa klompok isme, ada baiknya bila untuk setiap diskusi dengan tauoik atau oroblema baru selalu di bentuk lagi kelompok-kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota=anggota kelompok. Dengan demikian semua murid akan pernah mengalami suasana bekerja bersama-sama dalam satu klompok dan juga pernah mengalami bekerja sama dengan semua teman sekelasnya.
3.      Topic-topik atau problema yang akan di jadikan pokok-pokok diskusi dapat di ambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat kabar, dari kejadian sehari-hari di sekitar sekolah, dan kegiatan di masyarakat yang sedang menjadi pusat perhatian penduduk setempat.
4.      Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topic yang di jadikan pokok diskusi. Membagi-bagi diskusi di dalam beberapa hari atau minggu berdasarkan pembangian topic ke dalam topic-topik yang lebih kecil lagi (sub topic). Keleluasaaan berdiskusi dapat pila di lakukan dengan menyelenggarakan suatu pecan diskusi di mana seluruh pecan itu di pergunakan untuk mendiskusikan problema-problema yang telah di persiapkan sebelumnya.
5.      Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang di perlukan, baik yang tersedia disekolah maupun yang terdapat di luar sekolah.

Akhirnya berhasil atau tidaknya menggunakan metode diskusi ini banyak bergantung pada percakapan guru di dalam membimbing murid-muridnya berdiskusi. Demikian pula cara atau kebiiasaan mengajar guru dan kebiasaan belajar murid-murid akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya menggunakan metode diskisi.
   Dalam metode diskusi tidak demikian halnya. metode ini  adalah untuk guru-guru yang berjiwa demokratis. Dengan metode ini pula murit-murit di bombing untuk menghayati tata cara kehidupan di kelas yang demokratis. Guru membimbing dan mendidik murid-muridnya untuk hidup dalam suatu suasana yang penuh tanggung jawab. Berdiskusi bukan hanya berlatih asal berbicara saja tanpa mempertanggung jawabkan apa yang di kemukakan. Setiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat di pertanggung jawabkan. Jadi bukan omong kosong belaka. Juga bukan untuk menghasut atau mengacaukan suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah suatu ciri betapa metode ini dapat di gunakan untuk mendidik murud-murid menjadi berjiwa demokratis.
1.      Metode Ceramah
   Menurut Winarno Surachmad M. Ed, metode ceramah ialah penerangan dan punuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiaranya lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah bicara.
   Sedangkan peranan murid dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh guru.
Berkenaan dengan sifatnya metode yang demikian maka biasanya secara wajar metode ceramah dilaksanakan dalam hal apabila :
a.       Guru akan menyampaiakan fakta-fakta atau pendapat-pendapat di mana tidak ada bahan bacaan yang menerangkan fakta-fakta tersebut.
b.      Guru harus menyampaikan fakta-fakta kepada  murid yang besar jumlahnya, sehingga metode lain tak mungkin dipakai
c.       Guru menghendaki berbicara yang semangat untuk merangsang murid-murid mengerjakan sesuatu.
d.      Guru akan menyimpulkan pokok penting yang telah dipelajari untuk memperjelas murid dalam melihat hubungan antara hal-hal yang penting lainya.
e.       Guru akan memperkenalkan hal-hal baru dalam rangka pelajaran yang lalu.
a.       Guru dapat menguasai seluruh arah kelas
         Guru semata-mata berbicara langsung sehingga ia dapat menentukan arah itu dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan.
b.      Organisasi Kelas Sederhana
         Persiapan yang diperlukan oleh guru adalah buku catatan atau bahan pelajaran. Pembicaraan ada memungkinkan sambil duduk atau berdiri, murid-murid diharapkan mendengarkan secara diam. Maka mudah dimengerti bahwa jalan ini adalah yang paling sederhana untuk mengatur kelas dari pada metode yang lain.
a.       Guru sukar mengetahui sampai di mana murid-murid telah mengerti pembicaraanya
         Guru sering menganggap bahwa murid-muridnya duduk diam serta mendengarkan pembicaraanya, mereka sedang belajar.  Tapi sebetulnya mungkin sekali bahwa sebagian besar dari memperhatikan sambil diam ini  suatu bentuk kesopanan bukan tanda adanya pengertian. Karena itu apabila ada guru yang menggunakan metode ceramah, sekelas mungkin hendaknya sesudah pelajaran menggunakan suatu aktivitas misalnya pertanyaan-pertanyaan. Kesalahan besar di mana guru sering mengajar murid-murid mereka secara ceramah ini tanpa memiliki pegangan pengertian murid-murid dari saat ke saat bahkan sampai akhir tahun pelajaran.
b.      Murid sering kali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan oleh guru .
         Hal ini disebabkan karena ceramah berupa rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah karena pengertian yang abstrak, kabur, dan sebaigainya.
Beberapa cara untuk berusaha menghindari hal ini adalah :
v  Menambah keterangan-keterangan kata-kata untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan sejenis pada murid-murid
v  Menggunakan alat-alat peraga seperti gambar-gambar dan sebagainya.
2.      Langkah-langkah untuk mengefektifkan metode ceramah
a.       Terlebih dahulu harus diketahui dengan jelas dirumuskan sekhusus-khususnya mengenai tujuan atau pembicaraan atau hal yang hendak dipelajari oleh murid-murid
b.       Bahan ceramah disusun sedemikian hingga :
ü  Dapat dimengerti dengan jelas, artinya setiap pengertian dapat menghubungkan antara guru dengan murid-murid pendengarnya
ü  Menarik perhatian murid-murid
ü  Memperlihatkan pada murid-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi penghidupan mereka.
c.       Menanamkan pengertian yang jelas dimulai dengan sesuatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan.
  1.  Metode Kerja Kelompok
         Metode kerja kelompok ialah suatu cara mengajar, di mana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas lima atua tujuh siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
         Robert L. Cilstrap dan William R Martin memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut.
a.       Dapat menberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah
b.      Dapat memberikan kesempatan kepada akan penyelipara siswa untuk lebih intensif penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah
c.       Dapat mengembagkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi
d.      Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhanya belajar
e.       Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi
f.           Dapat memberikan kesempatan kepada para siswauntuk mengembangkan rasa menghargai atau menghormati pribiadi temanya dan menghargai pendapat orang lain.
a.       Kerja kelompok sering-sering melibatkan kepada siswa yang mampu sebab karena mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang
b.      Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula
c.       Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk kerja sendiri
4.      Langkah-langkah Metode Kelompok
a.       Menjelaskan tugas kepada siswa
b.      Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu
c.       Membagi kelas menjadi beberapa kelompok
d.      Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut
e.       Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung bila perlu memberi saran atau pertanyaan
f.       Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja kelompok





Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang guru sebagai personel yang menduduki posisi strategis dalam pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep baru dalam dunia kepengajarannya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Hendy Prabowo - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Hendy Prabowo -